Senin, 12 Mei 2014

Jaga Malam Pertama

Jumat, 9 Mei 2014.

Ba'da maghrib saya mendapat telpon dari salah seorang teman yang mengatakan bahwa kami diberi izin jaga malam di IRDA (Instalasi Rawat Darurat Anak) malam ini. KKP di pediatri sebelum-sebelumnya tidak ada yang namanya jaga malam, jaga malam hanya ada pada saat KKP di bagian Bedah dan Obsgyn. Jadi, tentulah saya sangat senang dapat berita itu. Maklum, seminggu KKP di Pediatri kami hanya dapat bimbingan di ruangan. :)

Sebelum ke Rumah Sakit (RS) saya makan malam dulu sembari menunggu sholat isya. Setelah itu baru saya siap-siap ke RS. Saya ke RS-nya bareng Kartini naik Si Putih. Sesampainya di IRDA kami bertemu dengan George yang menenteng sekantong belanjaan. *lucu juga itu anak karena dapat info mendadak jadinya langsung ke RS* Saat masuk ke IRDA, Jane dan Eca sudah ada di sana berdiri melihat dokter menangani pasien. Langsung saja kami ikut bergabung dengan mereka.

Di sana kami melihat tindakan penanganan pada pasien dan mendengar penjelasan dokter, kakak coass, dan perawat. Saat kami jaga kebetulan banyak pasien, dari malam sampai subuh pasien berdatangan.*tidak banyak-banyak amat sih* Oiah tadinya kami hanya diberi izin jaga sampai jam 9 malam. Tapi lewat jam 9 dokter tidak menyuruh kami pulang, katanya tidak apa-apa kalau mau ikutan jaga sampai pagi. Tapi kalau capek dan tidak kuat kami bisa tidur di ruang Coass dan Perawat yang ada di dalam ruangan IRDA. Dokter menasihati kami bahwa "Belajar di kedokteran tidak mudah. Tidak bisa dipermudah, juga tidak bisa dipersulit. Karena ini menyangkut nyawa manusia. Jadi, belajarlah dengan baik. Orang yang pandai belum tentu bisa menjadi dokter yang baik, tapi dokter yang baik sudah pasti pandai. Jadilah kalian orang yang terpilih. Menjadi seorang dokter yang baik."

Di IRDA, Ci ketemu sama adik laki-laki yang masih sekolah "Nol Besar" katanya. Adik yang pintar, berani, dan tidak rewel. Saat ditanya dia menjawab dengan baik, anak yang manis pokoknya. Dia datang diantar oleh mama dan tantenya. Dia sesak napas. Kelihatan jelas adanya retraksi. Saat Ci auskultasi juga terdengar wheezing. Yup. Suara napas tambahan yang terdengar di akhir ekspirasi. Tanda yang khas bagi penderita asma. Saat di nebulisasi adiknya juga tidak banyak protes, sungkup terpasang menutupi hidung dan mulutnya tidak membuat si adik merasa terganggu. Ci salut sama adiknya, lekas sembuh yaa, Dik. Sebisa mungkin hindari faktor pencetusnya sayang. :)

Ci juga ketemu dengan adik perempuan, aduh Ci lupa namanya. Adiknya juga pintar saat ditanya. Dia kelas satu SD, katanya. Dia datang ke IRDA hanya ditemani mamanya. Dokter menyuruh kami palpasi hepar ke adiknya, kata beliau adiknya suspect DBD dengan hepatomegali. Ci dan teman-teman juga mengantar dia ke RPI (Ruang Perawatan Intensif) loh. Dia sepertinya senang diantar pakai kursi roda. Lekas sembuh adik manis. :)

Selain itu, Ci dan teman-teman mengantar adik yang suspect Bronko Pneumoni untuk pemeriksaan radiologi (Foto Thorax). Baru kali ini Ci masuk ke ruang rontgen yang terkenal dengan radiasi tinggi. Jadinya Ci cuma di dalam ruangan tempat foto dicetak karena bahaya radiasinya. Tapi tidak apalah. :)

Ci lihat adik yang saat Ci pertama kali datang dokter sedang memeriksanya. Adiknya sudah agak besar, terlihat kurus dan lemah. Kata kakak coass adiknya suspect TB Paru. Lekas sembuh, Dik. :)

Ada juga kejadian yang lucu. Ada adik yang datang di bawa oleh mamanya karena muntah-muntah. Adiknya sempat muntah di IRDA loh. Adiknya cantik, pipinya agak tembem. Sayangnya dia rewel dan tidak penurut. Mamanya bisa disebut mama-mama gaul, agak cerewet, dan yang pastinya tingkah laku beliau lucu. Hihi. Saat anaknya tidak mau minum obat, mamanya bilang, "Cepat jo dek minum obatnya dulu baru tidur, klo nda mama yang kase abis ini obat." Si anak tidak berespon, hanya diam tanda lagi ngambek. Karena sudah dibujuk berkali-kali, mamanya bilang gini lagi, "Kalo nda mau minum obat, dokter somo cucu deng jarum." Si Ibu minta kakak coass ambil jarum betulan malah, ckck. Tapi kakak coass cuma datang buat bantuin paksa adiknya minum obat karena dibujuk tidak membuat dia mau meminum obatnya. Tahu apa yang terjadi? Adiknya buang obatnya dengan cara menyemprotkan obat ke muka mamanya. Anak yang cukup bandel haha. Akhirnya Si Ibu menyerah, dia minta pulang paksa yang tentunya harus menandatangani surat permintaan pulang paksa terlebih dahulu. :)

Malam semakin larut, saat tidak ada pasien yang datang, kami menyempatkan diri untuk keliling IGD. Sekalian jalan-jalan ke IRDB ketemu teman-teman yang lagi jaga di Bagian Bedah. Setelah itu kami istirahat di ruangan coass. Sekitaran jam empat subuh, terlihat jelas wajah-wajah mengantuk dari kami. Ci juga sempat menyaksikan teman-teman jaga Ci kompak tutup mata dengan gaya yang bermacam-macam, yang pasti gayangya tidak dalam keadaan berbaring, tapi duduk. Haha. Lucu! :D

Di penghujung malam kami dikagetkan dengan rombongan keluarga yang membawa seorang adik bayi yang matanya sudah mendelik ke atas karena kejang. Ibu bayi tsb sangat histeris, keluarga yang lainnya tak kalah histerisnya. Ternyata si adik bayi sudah 2 minggu demam tapi baru dibawa ke RS saat kejang. Innalillah. Langsung saja dokter memberi diazepam per-rektal ke bayinya. Setelah itu dokternya bilang, "Kenapa baru bawa sekarang? Jangan sepelekan bayi yang demam, Bu." Ci dengar dari Eca bayi tsb meninggal kemarin. Semoga saja infonya tidak benar. Tapi kalau ternyata iya, semoga keluarganya diberi ketabahan. Aamiin. :(

Oiah, ini kali pertam Ci sholat subuh di Mesjid RS. Mesjidnya agak jauh dari IRDA. Waktu itu hujan. Subuh-subuh buta *haha* Ci dan Kartini menerobos rintik air yang berjatuhan dari langit. Sesampainya di mesjid, mesjid msih gelap. Untungnya tidak terkunci, jadi kami masuk dan menyalakan lampu sembari menunggu orang yang datang untuk adzan. Tapi tidak ada orang yang kunjung datang, Ci juga mendengar adzan dari mesjid yang lain. Sambil tetap menunggu kami segera berwudhu, namun tidak ada tanda-tanda orang akan datang kamipun sholat subuh. Kemudian sedikit melepas penat lalu kembali ke IRDA.

Tidak terasa fajar telah menyingsing, hujanpun telah berhenti. Hawa pagi yang sejuk mulai menyeruak. Menyegarkan raga dan jiwa yang semalaman terjaga. Yup, saatnya pulang dan beristirahat. Terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk jaga malam di IRDA Yaa Robb, semoga semangat kami saat ini akan terus berkobar hingga coass nanti, aamiin. :)

2 komentar:

  1. Jaga malam akan menjadi aktivitas rutin nantinya.. Semangat!

    BalasHapus
  2. Iya Hel, nanti malah ngarep libur jaga malam walau sehari. Sekarang waktunya ngarep jaga malam walau sekali, haha XD *sifat manusiawi*

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...