Kamis, 29 September 2011

Aku Seorang Muslim!

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar” (QS: Ali ‘Imran : 110)

Aku seorang MUSLIM dan aku tidak menyesal terlahir sebagai seorang muslim. Kebahagiaan yang tidak dapat dinilai dari segi materi, pangkat, dan jabatan adalah kebahagiaan menjadi seorang muslim, karena kebahagiaan menjadi seorang muslim terletak pada keridhaan Allah Subhaana Wa Ta'ala.

White's Vega Star

Senin, 26 September 2011

Tak Ada yg Menyalahi Janji-Nya

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)."
(Surah An-Nur: 26)
Di dalam firman-Nya terdapat janji yang pasti.
Jadi mengapa kalian takut mendapatkan orang yang salah? 
Jika menginginkan seseorang yang baik, jadilah orang baik terlebih dahulu. ;) 
Jika tak ingin mendapatkan bekas yang orang telah pakai, maka jadilah seseorang yang utuh tak tersentuh oleh siapa-siapa. :D
"Tulang rusuk tidak pernah tertukar."
Kau tak mungkin menolak seseorang yang namanya telah dicatat di Lauh Mahfudz jauh sebelum kau menghembuskan nafas pertamamu di dunia. :)

White's Vega Star

Hukum Berjabat Tangan antara Laki-laki dan Perempuan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saudariku, hati ini miris melihat kalian yang merasa biasa-biasa saja disentuh oleh kaum Adam. Tidakkah kalian merasa aneh atau kurang nyaman saat dengan mudahnya mereka menyentuh kita? Agama kita bukanlah agama setengah-setengah, agama kita syummul. Menyeluruh. Bahkan dalam pergaulan pun kita diberi batasan-batasan agar tidak berperilaku kafir. Ada banyak hal yang harus kita ketahui dalam agama kita. Tidak sekedar menjadikan Islam sebagai sebuah nametag yang tidak kita aplikasikan. Mari berperilaku Islam saudariku. Saya di sini bukan untuk menggurui kalian, saya juga seperti kalian, masih memiliki banyak kekurangan. :( Bersama kita menjaga izzah. Berpegang teguh dalam agama Allah. Bismillah!

Saudaraku kaum Adam, jadilah ikhwan yang dicintai Allah. Contohlah Rasulullah, maksimalkanlah amalanmu, berusahalah menjadi muslim yang baik. Bukankah kalian adalah pemimpin kaum hawa? Hormatilah mereka seperti kalian menghormati ibu kalian. Cobalah mengerti posisi kami, pahamilah batasan-batasan yang ada dalam agama yang kita pegang teguh ini. Semua akan indah pada waktunya. ;)

Ini ada artikel Islamiyah yang saya copas tentang Hukum Berjabat Tangan antara Laki-laki dan Perempuan, silahkan dibaca, semoga bermanfaat. :D

Berjabat tangan adalah sesuatu yang baik dan bagian dari kesopanan. Bahkan orang yang tidak mau berjabat tangan ketika bertemu atau hadir di suatu pertemuan, biasanya, dianggap sebagai orang sombong dan kurang beradab.

Menurut Imam An-Nawawi, berjabat tangan (salaman) telah disepakati sebagai bagian dari sunnah ketika bertemu. Ibn Batthal juga menjelaskan, “Hukum asal jabat tangan adalah satu hal yang baik menurut umumnya ulama.” (Syarh Shahih Al-Bukhari Ibn Batthal, 71/50).
Menurut Imam An-Nawawi, berjabat tangan (salaman) telah disepakati sebagai bagian dari sunnah ketika bertemu.
Dalam beberapa riwayat, jabat tangan juga diamalkan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, di antaranya:

Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah jabat tangan itu dilakukan diantara para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Anas menjawab: “Ya.” (HR. Al-Bukhari, 5908).

Abdullah bin Hisyam mengatakan: “Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara beliau memegang tangan Umar bin Al-Khattab.” (HR. Al-Bukhari 5909).

Ka’ab bin Malik mengatakan: “Aku masuk masjid, tiba-tiba di dalam masjid ada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berlari menyambutku, menjabat tanganku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.” (HR. Al-Bukhari 4156).
Ibn Batthal juga menjelaskan, “Hukum asal jabat tangan adalah satu hal yang baik menurut umumnya ulama.”

Keutamaan berjabat tangan
Berjabat tangan dengan sesama saudara seiman memiliki banyak keutamaan, antara lain:

Pertama, orang yang berjabat tangan akan diampuni dosanya.
Dari Al Barra’, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya selama belum berpisah.” (Shahih Abu Daud, 4343).

Dari Hudzifah bin Al-Yaman, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu dengan mukmin yang lain, kemudian dia memberi salam dan menjabat tangannya maka dosa-dosa keduanya akan saling berguguran sebagaimana daun-daun pohon berguguran.” (Diriwayatkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah, 525).

Kedua, Berjabat tangan bisa menjadi sebab hilangkannya kebencian dalam hati.
“Lakukanlah jabat tangan, karena jabat tangan bisa menghilangkan permusuhan.”  Tetapi hadis ini didhaifkan oleh Syaikh Al Albani (Ad Dha’ifah, 1766)

“Lakukanlah jabat tangan, itu akan menghilangkan kedengkian dalam hati kalian.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ dan didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani)

Terdapat beberapa hadis dalam masalah ini, namun semuanya tidak lepas dari cacat. Terlepas dari hadis di atas, telah terbukti dalam realita bahwa berjabat tangan memiliki pengaruh dalam menghilangkan kedengkian hati dan permusuhan.

Ketiga, Berjabat tangan merupakan ciri orang-orang yang hatinya lembut.
Ketika penduduk Yaman datang, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.” (HR. Ahmad 3/212 & dishahihkan Syaikh Al Albani, As Shahihah, 527).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa penduduk Yaman adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada para sahabat. Di antara ciri khas mereka adalah bersegera untuk mengajak jabat tangan.

Namun, perlu diperhatikan bahwa penjelasan di atas berlaku untuk jabat tangan yang dilakukan antara sesama laki-laki atau sesama wanita. Sedangkan berjabat tangan antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram hukumnya adalah haram, dalilnya sangat jelas, antara lain:

1.  Dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan:

إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبَهُ مِنَ الزَّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زَنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْأُذَنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zananya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan hati berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.

Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (8/457) mengatakan: “Bahwa setiap anak Adam ditakdirkan untuk melakukan perbuatan zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina sesungguhnya, yaitu memasukkan kemaluan ke dalam kemaluan. Di antara mereka ada yang zinanya tidak sungguhan, dengan melihat hal-hal yang haram, atau mendengarkan sesuatu yang mengarahkan pada perzinaan dan usaha-usaha untuk mewujudkan zina, atau dengan bersentuhan tangan, atau menyentuh wanita asing dengan tangannya, atau menciumnya…”

Sedangkan pada (16/316), An-Nawawi menjelaskan: “Hadits ini menerangkan bahwa haramnya memegang dan menyentuh selain mahram karena hal itu adalah pengantar untuk melakukan zina kemaluan”.
“Hadits ini menerangkan bahwa haramnya memegang dan menyentuh selain mahram karena hal itu adalah pengantar untuk melakukan zina kemaluan.” (Imam An-Nawawi)
Ibn Hibban memasukkan hadis ini dalam kitab Shahih-nya. Beliau meletakkan hadis ini di bawah judul: “Bab Penggunaan istilah zina untuk tangan yang menyentuh sesuatu yang tidak halal.” (Shahih Ibn Hibban, 10/269).

Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Hibban memberikan judul: “Bab, digunakan istilah zina untuk anggota badan yang melakukan suatu perbuatan yang merupakan cabang dari perzinaan.” (Shahih Ibn Hibban, 10/367).

Penamaan judul Bab dalam kitab shahihnya yang dilakukan Ibn hibban di sini menunjukkan bahwa beliau memahami bahwa kasus pelanggaran yang dilakukan anggota tubuh yang mengantarkan zina adalah bentuk perbuatan zina. Karena penamaan judul bab para penulis hadis adalah pernyataan pendapat beliau.

Al Jash-shas mengatakan: “Digunakan istilah zina untuk kasus ini dalam bentuk majaz (bukan zina sesungguhnya dengan kemaluan, -pen).” (Ahkam Al-Qur’an, 3/96).
Kesimpulannya, istilah zina bisa digunakan untuk semua anggota badan yang melakukan pelanggaran, karena perbuatan tersebut merupakan pengantar terjadinya perzinaan. Sedangkan zina yang hakiki adalah zina kemaluan.

2.  Hadits Ma’qil bin Yasar radhyiallahu ‘anhu :

لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ

“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” 
 (HR. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya no.1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 4544 dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).

Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram adalah dosa besar (Nashihati lin-Nisa' hal.123).

Berkata Asy-Syinqithy dalam Adwa` Al-Bayan (6/603): “Tidak ada keraguan bahwa fitnah yang ditimbulkan akibat menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram lebih besar dan lebih kuat dibanding fitnah memandang”.

Berkata Abu ‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali Al-Makky Al-Haitami (Az-Zawajir 2/4) bahwa: “dalam hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”.
“dalam hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”. (Abu Abbas al-Haitami)

3.  Hadits Amimah bintu Raqiqoh radhiyallahu ‘anha, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنِّيْ لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ

"Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Malik 1775, Ahmad 6/357, Ibnu Majah 2874, An-Nasa'i 7/149, dan lainnya).
"Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” al-Hadits
Hadits ini dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Fathul Bari 12/204, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 529 dan Syeikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fii Ash-Shahihain).

Berkata Ibnu ‘Abdil Barr dalam At-Tamhid (12/243): "Dalam sabda beliau 'aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita' ada dalil tentang tidak bolehnya seorang lelaki bersentuhan dengan perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahramnya-pent.) dan menyentuh tangannya dan berjabat tangan dengannya.”

4.    Hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam riwayat Shahihain, beliau berkata:

وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَدَ امْرَأَةٍ قَطٌّ فِي الْمُبَايَعَةِ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالْكَلاَمِ

Demi Allah tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyentuh tangan wanita dalam berbai’at, beliau hanya membai’at mereka dengan ucapan".

Berkata Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (13/16): “Dalam hadits ini menjelaskan bahwa bai’at wanita dengan ucapan, bukan dengan menyentuh tangan”.
Berkata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (4/60): “Hadits ini sebagai dalil bahwa bai’at wanita dengan ucapan tanpa dengan menyentuh tangan.”
Jadi bai’at terhadap wanita dilakukan dengan ucapan tidak dengan menyentuh tangan. Adapun asal dalam berbai’at adalah dengan cara menyentuh tangan sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membai’at para shahabatnya dengan cara menyentuh tangannya. Hal ini menunjukkan haramnya menyentuh/berjabat tangan kepada selain mahram dalam berbai’at, apalagi bila hal itu dilakukan bukan dengan alasan bai’at tentu dosanya lebih besar lagi.

(PurWD/voa-islam)

Minggu, 25 September 2011

Sakit. :(

Tenggorokan meradang. -___-
Batuk. Latto' lagii. Ckck.
Agak sedikit puyeng. Huft.
Butuh istirahat buat memulihkan stamina.
Hahahaa. Cha'yoo Ci'! :D
Cuma sakit biasaa, hihi.

Allaahumma 'aafinii fii badanii,
allaahumma 'aafinii fii sam'ii,
allaahumma 'aafinii fii bashorii.
Aamiin. :)

Capella dan Vega :)

Karena kau - sadar atau tidak sadar - selalu bisa melindungiku. Membuatku lebih kuat. Tanyakan pada mereka, maka kau akan temukan jawaban yang sama. Trust me! Kau, berani menempuh resiko di atas semua ketidakpastian. Haha. Petualang. Sudahlah. Kau memang tangguh. Akui saja. :p Tapi kau akan jauh lebih tangguh jika tidak mengakuinya. *apa sih nih anak gak jelas apa maunya* Tidur hei. Malam, My Vega. Sinar cantikmu esok seperti sinar vega di atas sana. Putih. :D
-Capella-

Kau the best! Kau mampu membuatku tenang, mampu mengimbangiku yang meletup-letup, mampu meneduhkan jiwaku. Aku selalu merasa nyaman di sisimu. Kau, kau Capellaku, Capella kuningku yang meneduhkanku. :) Oke, mari kita tidur. Biarlah sinar kuningmu menemani mentari esok pagi, saat fajar menyingsing! :D
-Vega-

Sabtu, 24 September 2011

Takalar, Kampung Halamanku


Huaaaaaa. -__- Rindu kampung halamanku. Rindu segalanyaaaa.
Cepatlah bulan Desember! Aku ingin pulaaaang.
Menikmati setiap detik peristiwa berharga di sana, bersama orang-orang yang kusayang. :)

White's Vega Star

Jumat, 23 September 2011

KRS Oh KRS

Setelah melalui banyak aral melintang, akhirnya aku bisa sedikit bernapas lega. Fiuuuuuuh. Bertemu PA (Penasihat Akademik) atau yang sering dikenal dengan nama Dosen Pembimbing boleh dikata rumit juga. Kenapa tidak? Wajah beliau belum ter-rekam dalam memori otak kami, dengan berbekal nama saja kami mencarinya.

Boleh dikata inilah perjuangan terberatku untuk menemui seseorang, hihi. Stress juga jika setiap ke RS Malalayang, beliau tak kami dapati. Nihil. Kekecewaan terpampang jelas di raut wajah kami, yaaah, kasiaaan jugaa. Dua kali kami ke tempat praktek Prof, yang pertama Prof ada di ruangannya, hanya dinding yang membatasi kami. Assisten Prof suruh tunggu di luar, pas keluar beliau bilang datang besok saja ke RS Malalayang. Waaaah, betapa KECEWAnya kami. :( Yang kedua, kami lagi, lagi, dan lagi ke Kartens buat menemui beliau, tapi hal yang sama kembali terulang, Prof TIDAK ADA. Pulang malam dengan tangan kosong dan hati kecewa. Ckck.

Tak hanya itu, kami baru bisa bertemu dengan Prof. dr. Adrian Umboh, Sp.A(K) setelah ke-4 kalinya kami datang ke RS Malalayang. Perjuangan tidak cuma sampai di sini. Kami harus berburu dengan waktu, haha. (Mana bisa memburu waktu? Yang ada mencoba tepat waktu, hehe). Jam akhir kelas tutorial kami gunakan untuk izin ke RS, alhamdulillah diizinkan. :D

Si Putih selalu setia menemaniku kemana saja. Kubawa ia dengan 'sedikit' ngebut, hehe. Sesampai di RS, tak berpikir lama kuperpanjang langkah ke ruang pediatri, apalagi kalau bukan ruangan Prof. Nafas terengah, kaki sedikit pegal, dan hati yang tak karuan, *takut Prof tak kutemui lagi* :(

Di sana aku bertemu dengan teman-teman seperjuanganku, hihi. Tampangnya sudah tak karuan, Prof belum datang ternyata. Beliau akan datang tapi tidak tahu datangnya jam berapa, huaaaaa. *gaje nih*

Okeh, kami MENUNGGU lagi. Hanya itu yang bisa kami lakukan. Yang jadi masalah, kami sama sekali tidak tahu bagaimana ciri fisik dari Prof, laaah? Gimana mau tahu kalau itu Prof? hahaa. *tertawa dalam hati*

Kami berpencar menanti kedatangan Prof, bahasa kerennya berbagi wilayah. *wink* Sejam lebih menunggu tanpa kepastian, akhirnya Prof datang juga, mmh. Alhamdulillah. Ini baru merdeka, TERBEBAS dari tekanan, hehee. :D

White's Vega Star

Senin, 19 September 2011

Nikmatilah Perbedaan!

---------------------------------------
Artikel Keempat :
---------------------------------------

Nikmatilah Perbedaan!

Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Suci Mukaddimatul Jannah Amir!

Perbedaan adalah anugrah dari
Yang Maha Kuasa!


Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.

Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)

Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)

Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.

Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.

Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.

Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.

Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.

Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?

Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus
bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?

Berikut di antaranya...
1. Cara pandang kita terhadap perbedaan.

    Berpikirlah positif dengan mensyukuri
    adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
    sebagai kekayaan. Cara pandang yang
    benar akan melahirkan sikap yang tepat.

    Ada baiknya kita mencari persamaan
    terlebih dahulu, sebelum mencari
    perbedaan.

2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.

    Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
    adalah jalan yang tepat untuk mengelola
    perbedaan.

    Berlatihlah utk menghargai, menerima,
    menjalankan dan bertanggungjawab
    terhadap keputusan bersama, meski
    berlawanan dengan ide awal kita.

3. Selalu posisikan segala sesuatu
    pada tempatnya.

    Saat bekerja sama dengan orang lain,
    salurkan potensi, karakter, minat yang
    berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.

    Cara ini akan mendorong tercapainya
    tujuan bersama dan mendukung
    pengembangan potensi masing-masing
    individu.

4. Jangan pernah meremehkan orang lain.

    Apapun dan bagaimana pun kondisi atau
    pendapat orang lain, perlakukan mereka
    selayaknya diri kita ingin diperlakukan.

    Anggaplah semua orang penting. Mereka
    memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi
    tdk bisa digantikan oleh orang lain.

5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.

    Merasa diri paling penting dan lebih
    baik daripada orang lain *tidak akan*
    menambah nilai lebih bagi kita. Toh
    kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.

    Jadilah beton dalam bangunan. Meski
    tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
    yang menjadi penyangga kokohnya sebuah
    bangunan. :-)

6. Cari sumber informasi yang terjamin
    kebenarannya.


    Perbedaan bisa muncul karena informasi
    yang salah. Oleh sebab itu, pastikan
    sumber informasi kita bisa terjamin dan
    dapat dipercaya kebenarannya. Lebih
    bagus lagi jika disertai bukti yang
    mendukung.

7. Koreksi diri sendiri sebelum
    menyalahkan orang lain.


    Menyalahkan orang lain terus menerus
    tidak akan banyak membantu kita. Bisa
    jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
    diri kita. Karenanya, koreksi diri
    sendiri terlebih dahulu merupakan
    langkah yang paling bijaksana.

So, berhentilah menyesalkan perbedaan.
Karena jika tidak, Suci Mukaddimatul Jannah Amir akan
kehilangan sumber kebahagiaan! :-)

Sukses selalu untuk Suci Mukaddimatul Jannah Amir!

Sampai ketemu minggu depan! :-)


--------------------------------------------------------------------------

    ** Asian Brain Newsletter - Think & Succeed! **
                Jumlah Pembaca: 200,000 +

                 Anne Ahira - Publisher

--------------------------------------------------------------------------

Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!

---------------------------
  Artikel Ketiga :
---------------------------

Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!

Ditulis Oleh: Anne Ahira

Suci Mukaddimatul Jannah Amir, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.

'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!

Apakah Suci Mukaddimatul Jannah Amir termasuk yang demikian? :-)

Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!

Kesendirian bisa memiliki dua makna...

Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.

Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin Suci Mukaddimatul Jannah Amir pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!

Satu hal yang perlu Suci Mukaddimatul Jannah Amir ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.

Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :

1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
    yang sangat Suci Mukaddimatul Jannah Amir sukai, misalnya dengan membaca,
    menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
    Suci Mukaddimatul Jannah Amir. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
    menyenangkan!

2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
    impian Suci Mukaddimatul Jannah Amir dan belum sempat dilakukan. Suci Mukaddimatul Jannah Amir bisa
    membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
    dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.

    Percaya, cara ini akan menyadarkan Suci Mukaddimatul Jannah Amir akan
    sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
    Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
    menyenangkan? ;-)

3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
    keinginan yang ingin Suci Mukaddimatul Jannah Amir wujudkan selagi masih
    hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
    'keinginan gila' saat Suci Mukaddimatul Jannah Amir masih kecil? Atau mimpi-
    mimpi lain yang belum terlaksanakan?

    Saat itu Suci Mukaddimatul Jannah Amir akan sadar, ternyata banyak sekali
    hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!

4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
    *utama* dan yang pertama yang harus Suci Mukaddimatul Jannah Amir lakukan...
    Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Suci Mukaddimatul Jannah Amir.
    Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
    keberadaan Suci Mukaddimatul Jannah Amir di dunia.

    Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
    kokoh kemampuan Suci Mukaddimatul Jannah Amir mengarungi kehidupan,
    dengan segala situasinya.

Intinya, jangan biarkan Suci Mukaddimatul Jannah Amir terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Suci Mukaddimatul Jannah Amir putus asa.

Kalau Suci Mukaddimatul Jannah Amir mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.

Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Suci Mukaddimatul Jannah Amir
jadikan teman, dan ajak bicara!

Jika Suci Mukaddimatul Jannah Amir mau terbuka, dalam kesendirian Suci Mukaddimatul Jannah Amir bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Suci Mukaddimatul Jannah Amir bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Suci Mukaddimatul Jannah Amir miliki.

Dalam kesendirian pula Suci Mukaddimatul Jannah Amir bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Suci Mukaddimatul Jannah Amir temukan di keramaian!

Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Suci Mukaddimatul Jannah Amir.

Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Suci Mukaddimatul Jannah Amir sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Suci Mukaddimatul Jannah Amir harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!

Kelola-lah perasaan Suci Mukaddimatul Jannah Amir dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)


Ok, salam sukses untuk Suci Mukaddimatul Jannah Amir
dan sampai ketemu lagi minggu depan! :-)

Salam,
Anne Ahira
(Panggil saja saya Ahira/Hira)

Tetapkan Tujuan Hidup

-----------------------
Artikel Kedua :
-----------------------

"Tetapkan Tujuan Hidup"

Ditulis oleh: Anne Ahira

Suci Mukaddimatul Jannah Amir,

"Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" -- 
                               (Fritzhugh Dodson)

Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.

Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.

Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.

Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.

Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!

Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.

Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.

4 Cara Yang Bisa Suci Mukaddimatul Jannah Amir Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:

1. Apa sebenarnya keinginan Suci Mukaddimatul Jannah Amir?

    Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
    keinginan Suci Mukaddimatul Jannah Amir untuk beberapa tahun ke depan?

    Tidak ada salahnya Suci Mukaddimatul Jannah Amir bermimpi. Suci Mukaddimatul Jannah Amir
    tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
    ada biaya yang harus Suci Mukaddimatul Jannah Amir keluarkan untuk
    sekedar bermimpi. ;-)

2. Kumpulkan informasi.

    Dengan mengumpulkan informasi, Suci Mukaddimatul Jannah Amir
    bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

    Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
    yang Suci Mukaddimatul Jannah Amir inginkan, belajarlah dari mereka.
    Lakukan apa yang mereka kerjakan!

3. Jangan diam.

    Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
    membawa Suci Mukaddimatul Jannah Amir pada impian hidup yang diinginkan!

4. Tingkatkan kemampuan

    Jika ada cara yang Suci Mukaddimatul Jannah Amir lakukan terbukti efektif
    dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
    maka alangkah baiknya jika Suci Mukaddimatul Jannah Amir berusaha untuk
    meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
    kinerja agar tujuan hidup Suci Mukaddimatul Jannah Amir lebih cepat tercapai.

Jika keempat hal di atas Suci Mukaddimatul Jannah Amir lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah Suci Mukaddimatul Jannah Amir
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.

Suci Mukaddimatul Jannah Amir ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan Suci Mukaddimatul Jannah Amir sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

Dalam hal ini, Suci Mukaddimatul Jannah Amir pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Suci Mukaddimatul Jannah Amir
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri Suci Mukaddimatul Jannah Amir
sebaik-baiknya!

Anne Ahira
Asian Brain, CEO
PT. Asian Brain Internet Marketing Center

Jumat, 16 September 2011

Kusadari Itu

Kusadari, kita tak bersama lagi. Semua telah berbeda.
Tak ada lagi sosok sahabat sejati yang mengertiku, menerimaku apa adanya.
Tak ada kau yang selalu membuat hariku terasa berharga dengan kehadiranmu. 
Kurasakan kehilangan yang besar saat kutahu kita telah jauh. 
Aku pergi dengan sejuta mimpi yang akan aku wujudkan, 
begitupun denganmu. 
Yah, kita masih berada di bawah langit yang sama, tapi apakah bulan yang kulihat
masih terlihat sama dengan yang kau lihat di tempatmu berpijak? Tidak bukan?
Boleh jadi di sana bulan bersinar terang, sementara di sini Sang Dewi Malam 
tidak terlihat karena tertutupi awan. 
Sahabat, walau kita terpisah jarak dan waktu, 
kuharap ikatan persahabatan kita tetap abadi, selamanya. 
Akan selalu kunanti setiap kisahmu. 
Ceritakanlah padaku perjalanan yang kau lalui dalam 
proses pencapaian jati diri yang sejati. :)

Time: 9/16/2011 12:24:39 PM
White's Vega Star

Senin, 12 September 2011

Kadafer

Saya resmi jadi mahasiswi kedokteran bulan Agustus kemarin di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Setelah sebelumnya butuh PERJUANGAN dalam meraihnya. Tapi kuakui, tanpa kemurahan-Nya aku tak mungkin berada di sini. Subhanallah. Segala puji tak henti-hentinya kuhaturkan kepada-Mu Ya Robb. Sungguh betapa lemahnya diri ini tanpa kebesaran-Mu Ya Allah. :)

Di sini menggunakan sistem BLOK dalam pembelajaran kuliahnya. Alhamdulillah satu BLOk telah aku lewati, tapi menurut pengamatanku, sistem kelulusannya masih terikat dengan waktu yang telah ditentukan. Yaaah, harus semangat nih, semoga dalam waktu 6 tahun ini aku mampu menjadi dokter yang profesional, heehee. Aamiin. :)

Eh, saya kan mau bahas kadafer? hihi. Mau curhat sedikit daang. KADAFER, sampai saat ini saya belum menyentuh ataupun mempelajarinya. Belum saatnya bertemu dengan dia. Skills Lab belum sampai ke sana. Yang selesai dibahas baru Modul Teknologi Informasi, Pendidikan Kedokteran, Keterampilan Berpikir dan Kecakapan Emosi, dan modul yang sementara kami bahas adalah Bioetika. :D

Jadi kadafer belum kami ketahui. hihi. Semoga nanti saat telah mendapat kesempatan berjumpa dan mempelajarinya, Ia tak menatap kami dengan kejam, heehee. :)

NB:
Kadafer = Mayat. :D

White's Vega Star

Saat Kau Harus Pergi

*Mengingat malam terakhir di Takalar*

GALAU. Yah, itulah satu kata yang cukup pantas menggambarkan perasaanku. Betapa tidak? Ada banyak pertanyaan di batok kepalaku kala itu.

Apakah saya mampu untuk mandiri? Bisakah saya hidup sendiri? Apakah saya BISA merubah 180 derajat kebiasaan selama ini dengan kenyataan di hari esok bahwa saya akan berada di sana tanpa ayah dan ibuku?  SENDIRI.

Hiks. *memprihatinkan* :(

Semua yang di atas adalah pikiran bodoh yang sempat terlintas dibenakku. Itu hanya akan mengerdilkanku. Hahaa. Enjoy it, Chi'! Yup, yup. Saat ini saya mampu menikmatinya. Walau terkadang perasaan rindu menyergapku.

Ingatlah bahwa beberapa tahun ke depan kau akan menuai hasilnya Chi'. hasil dari apa yang kau perjuangkan saat ini. Jadi bersemangatlah! Be the best, do your best! Buktikan bahwa anak Makassar BISA tonji. Hihihi. *semangat 45* :D

White's Vega Star

Minggu, 11 September 2011

Jenis-Jenis Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara sistimatis dan saling mendukung, yaitu:

A. PEMERIKSAAN INSPEKSI

    Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien.. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk, warna, posisi, ukuran , tumor dan lainnya dari tubuh pasien.

Cara pemeriksaan:
  1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri.
  2. Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka (diupayakan pasien membuka sendiri pakaiannya, sebaiknya pakaian tidak dibuka sekaligus, namun dibuka seperlunya untuk pemeriksaan sedangkan bagian lain ditutupi selimut.)
  3. Bandingkan bagian tubuh yang berlawanan (kesimetrisan) dan abnormalitas.
  4. Catat hasilnya.

B. PEMERIKSAAN PALPASI

     Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Dengan kata lain bahwa palpasi merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi, disamping untuk menemukan yang tidak terlihat.

Cara pemeriksaan:
  1. Posisi pasien bisa tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka.
  2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman untuk menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan.
  3. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.
  4. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.
  5. Lakukan Palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan yaitu dengan tekanan ringan dan sebentar-sebentar.
  6. Palpasil daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan.
  7. Lakukan Palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang.
  8. Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah.
  9. Lakukan Palpasi ringan apabila memeriksa organ/ jaringan yang dalamnya kurang dari 1 cm.
  10. Lakukan Palpasi agak dalam apabila memeriksa organ/ jaringan dengan kedalaman 1 – 2,5 cm.
  11. Lakukan Palpasi bimanual apabila melakukan pemeriksaan dengan kedalaman lebih dari 2,5 cm. Yaitu dengan mempergunakan kedua tangan dimana satu tangan direlaksasi dan diletakkan dibagian bawah organ atau jaringan tubuh, sedangkan tangan yang lain menekan kearah tangan yang dibawah untuk mendeteksi karakteristik organ atau jaringan.
  12. Rasakan dengan seksama kelainan organ atau jaringan, adanya nodul, tumor bergerak atau tidak dengan konsistensi padat atau kenyal, bersifat kasar atau lembut, ukurannya dan ada tidaknya getaran atau trill, serta rasa nyeri raba atau tekan.
  13. Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat.

C. PEMERIKSAAN PERKUSI

 

     Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan udara/gas paling resonan.

 

Cara pemeriksaan:
  1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung pada bagian mana yang akan diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka
  2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dan posisi yang nyaman untuk menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil perkusi.
  3. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.
  4. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.
  5. Lakukan perkusi secara seksama dan sistematis yaitu dengan: 
  • Metode langsung yaitu melakukan perkusi atau mengentokan jari tangan langsung dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari.
  • Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut:
  • Jari tengah tangan kiri (yang tidak dominan) sebagai fleksimeter di letakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh, upayakan telapak tangan dan jari-jari lain tidak menempel pada permukaan tubuh.
  • Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor, untuk memukul atau mengetuk persendian distal dari jari tengah tangan kiri.
  • Pukulan harus cepat, tajam dengan lengan tetap atau tidak bergerak dan pergelangan tangan rilek.
  • Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.
  • Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat.
    6.  Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi.
  • Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agak lama dan kualitas seperti drum (lambung).
  • Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu lama, kualitas bergema (paru normal).
  • Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama, kualitas ledakan (empisema paru).
  • Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada tinggi, waktu agak lama kualitas seperti petir (hati).
  • Bunyi kempes mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu pendek, kualitas datar (otot).

D. PEMERIKSAAN AUSKULTASI

 

Aukultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar suara napas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus.
Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi:

 

1. Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit.
2. Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.
3. Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/ lemahnya suara
4. Kualitas yaitu warna nada/ variasi suara. 

Pemeriksa harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada organ yang berbeda, sehingga bunyi abnormal dapat di deteksi dengan sempurna. Untuk mendeteksi suara diperlukan suatu alat yang disebut stetoskop yang berfungsi menghantarkan, mengumpulkan dan memilih frekuensi suara. Stetoskop terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian kepala, selang karet/ plastik dan telinga. Selang karet/ plastik stetoskop harus lentur dengan panjang 30-40 cm dan bagian telinga stetoskop yang mempunyai sudut binaural dan bagiannya ujungnya mengikuti lekuk dari rongga telinga Kepala stetoskop pada waktu digunakan menempel pada kulit pasien. 

Ada 2 jenis kepala stetoskop yaitu: 

  1. Bel stetoskop digunakan untuk bunyi bernada rendah pada tekanan ringan, seperti pada bunyi jantung dan vaskuler. Bila ditekankan lebih kuat maka nada frekuensi tinggi terdengar lebih keras karena kulit menjadi teranggang, maka cara kerjanya seperti diafragma.
  2. Diafragma digunakan untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru
Cara pemeriksaan:

1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka.
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman.
3. Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala, selang dan telinga.
4. Pasanglah ujung steoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa sesuai arah, ukuran dan lengkungannya. Stetoskop telinga.
5. Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan pemeriksa atau menggosokan pada pakaian pemeriksa.
6. Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dan lakukan pemeriksaan dengan seksama dan sistematis.
7. Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada tekanan ringan yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler dan gunakan diafragma untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru.
8. Informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status.

Sumber: http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/05/31/pemeriksaan-fisik-umum-bagi-petugas-kesehatan-bag-i/

Sabtu, 10 September 2011

Jalan Pagi :D

Sabtu, 10 September 2011

Jam 6 pagi, kami [baca: saya, Ratna, Akrim, dan Udin] menelusuri jalan provinsi Gorontalo-Manado menuju arah terminal Malalayang. Kami ingin menikmati aroma pagi yang berbeda setelah sebulan penuh bergelut dengan dunia baru kami [baca: KAMPUS], hoho.

Di depan lorong masuk kost-an kami merupakan deretan Pantai Malalayang. Manado bisa dibilang Kota Kelapa *ngasal* hihi. Habisnya di sini banyak pohon kelapa, perkebunan kelapa juga. Kelapanya tinggi menjulang. Indah menemani laut yang biru. :)


Malalayang di awal pagi. Sejuk. :)


Laut Malalayang. Cahaya pagi yang keren. Langit biru yang menawan. Hehooo. :D


 Hijau bukan? Kelapanya juga tinggi skaalii? *mendongak dengan payah* haha.

Oiah, di perjalanan tadi, ada rumah pembuat patung, dengan spontan kami berhenti, haha. Apa yang terjadi? *cepret sana, cepret situ* ckck. Ini dia foto-foto gokil kami. Cekidot! *wink*


Aneh-aneh, ini patung sudah tua kasian, butuh dicat ulang, wkwk. :)


 Ini Ratna, temanku dari Luwuk. Juga teman satu kost-anku. :) hihi.


Kalau yang ini teman se-provinsiku dari Sulsel. Namanya Akrim. :)


Yang ini namanya Udin, juga dari Luwuk sama dengan Ratna. :D


Naaah, ini foto kami bersama Ikan Mas yang "gede" hihi ;)


Foto yang lucu bukan? haha. Tidak sengaja ku take. 
Awalnya mau memotret pemandangan laut, perahu, dan gunung ituu, 
tapi Udin tiba-tiba nyelonong masuk. wkwk. :D

White's Vega Star

Jumat, 09 September 2011

Kamus Manado-Indonesia

Ayo, ayo memperbanyak kosakata Bahasa Manado, hihi. :)

Kata ganti orang
Kita = Aku
Ngana = Kamu
Dia = Dia
Torang = Kami/Kita
Dorang = Mereka


Ambe = Ambil
Angus = Hangus
Ancor = Hancur
Ampas = Ampas
Angka = Angkat (beban)
Arang = Arang

Basudara = Bersaudara
Baku = Saling
Bangung/Bangun = Bangun
Buju = Bujuk
Bangka = Bengkak
Bage = Pukul
Bogo/Biongo (kasar) = Bodoh

Cambok = Cambuk
Ceke (kasar) = Makan

Dimana = Dimana

Emplas = Maka

Fulungku = Pukul/Tinju
Fugado = Gerah
Fufu = Diasapi
Formak = Permak

Goro = Karet
Gofela = Nyamuk

Hulango = kulit kering
Hantam = hantam
Hede = berlebihan
Hoga = sejenis setan/hantu
 
Sumber:
http://pramitapalamani.blogspot.com/2011/04/kamus-bahasa-manado-indonesia-untuk.html

NB:
Buat teman-temanku yang asli Manado, bantu akang nambah kosa katanya dank. :D

Lelah Juga Ternyata!

Jumat, 9 September 2011

Habis pleno (baca: pertemuan mahasiswa dan para pakar untuk berdiskusi mengenai materi yang telah diikuti dalam jangka waktu tertentu), kami (baca: Satriyani, Fitri Jumalang, Aaron Christopher Rambi, Kevin, dan juga saya) berencana menemui Dosen Pembimbing Akademik kami, Prof. dr. Adrian Umboh, Sp.A-K.

Kami mendatangi RSU Prof. Dr. R. D. Kandou, Malalyang, Manado bagian Anak. Tapi, tapi, apa yang kami dapat? "Prof belum datang, disuruh nunggu sampai jam 13.30 WITA." Oke, kami menunggu. -_- Setelah lelah berdiri, kaki kayak mau patah karena gak duduk, kami putuskan untuk mencari tempat duduk, walau sejenak. ;)

Jenuh, kami jenuh menunggu, mungkin karena lelah habis pleno tadi. Setelah duduk beberapa menit, kami kembali ke ruangan Prof tapi sepertinya tak ada tanda-tanda Prof akan datang :( Jadilah kami menanyakan kembali kapan Prof bisa ditemui. Huaa, besok Prof mau ke Bali. Pulang nanti hari Senin. Itu berarti pengisian KRS kami ditunda lagi.

Tak apalah, inilah resiko mendapatkan Dosen Pembimbing Akademik yang seorang Prof, tapi menyenangkan loh dapat Prof *hipotesis saya, haha* :) Semangat teman-teman! Semangat Chi'! Yeaaaah!

Belajar Bahasa Manado yuuk!

Di mana rumahmu = dimana ngana pe rumah?
(singkatan dari di mana ngana punya rumah?)
sering disingkat pula dimana nga pe rumah?

sa pe cebe te ada di rumah = saya punya cebe tidak ada di rumah = bapak saya tidak di rumah

Bukan begitu, dank? = bukan begitu, fren? bukan begitu, guys?

Ngledek teman yang lagi jalan sama cewek..
akal jo, orang pe anak = [kurang lebih] bohongi anak orang lagi..

[takjub] pe gagah betul motornya = cakep banget motornya
gagah biasa digunakan untuk tampan, cantik, bagus, megah

[kena sial] pe soe betul sa ini = sial sekali saya hari ini

[takjub, cuma di luwuk] ebbeee.. pe tinggi sekali de pe tiang = bah [medan], beh[jawa], woow [indonesia] tinggi sekali tiangnya

de pe = dia punya, -nya
de pe motor pe laju betul = dia punya motor punya [kecepatan] laju sekali = motornya kencang sekali

Yakis nga ini = monyet kau [medan], oo..dasar kethek [jawa]

ebbee.. solebe nga ini = halah, kamu ini berlebihan

torang = kitorang = kita orang = kita, biasa juga disingkat tong.

Bantu akang dang = Bantu dong.

Sumber:
http://lidah.wordpress.com/2007/11/17/hello-world/

Kamis, 08 September 2011

This Is Me :)


 Foto ini tidak bakalan ada,
jika bukan karena salah seorang sahabat yang meminta, hihi.
*melirik Nita Yudasari Yusuf*
Yeaah, ini almamater kebanggaanku! :)
Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.
White's Vega Star

Selasa, 06 September 2011

Hargai Apa Yang Kita Miliki

---------------------------
Artikel Pertama :
---------------------------

Hargai Apa Yang Kita Miliki

Ditulis oleh: Anne Ahira

Suci,

Pernahkah Suci mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba Suci bayangkan sejenak....

......Suci menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri Suci melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Suci tidak bisa
melihat indahnya dunia, Suci tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan Suci tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Suci? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Suci renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.



************** Resource Box ***************

Asian Brain Newsletter - Think & Succeed!
Kontribusi Anne Ahira & PT. Asian Brain IMC
untuk menggali dan melejitkan potensi
masyarakat Indonesia!

Senin, 05 September 2011

Kiriman Dataaang..

Malam Selasa, 5 September 2011.

Yeah!
Kiriman dataaang..
Makasih ibuu.. :*
hihihi..
Bagus bajunya, bagus roknya, *sesuai selera*
My mom is the best.. :)

White's Vega Star

Mirror Neuron

Manado, tepatnya di Kelas Kuliah Pakar, 5 September 2011, 11:59.

Kuliah pakar dari Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Pd., M.Kes. tadi, ada yang menarik menurutku. Materinya keren. Enak. Gurih. *emang krupuk?* haha. Ternyata di otak kita ada yang namanya MIRROR NEURON, yaitu kecenderungan untuk meniru. Jadi jangan heran jika lawan bicaramu terkadang cenderung meniru gaya yang kau lakukan. Haha, plagiator. Eits, jangan jadi plagiator. Untuk yang satu ini jangan ditiru. :p

Okeeh. Otak kita sungguh adikarya Tuhan yang "wah". Coba bayangkan jika manusia tidak punya otak? Hm. Salah, salah. Binatang pun punya otak. Haha. Yang membedakannya adalah AKAL. Semua orang tahu itu. Namun yang jadi pertanyaan, sudahkah kita menggunakan otak kita untuk berpikir? Hayooo. :p Atau hanya lebih menggunakan alam bawah sadar kita? Yaah. Nyatanya dalam kehidupan hari-hari kita, dalam setiap tindakan kita, semuanya lebih ke arah pikiran otomatis, dan faktanya, pikiran otomatis cenderung pada kenyamanan. Bukan begitu? ;)

Yang harus kita lakukan saat ini adalah BAGAIMANA PIKIRAN BISA MENGGERAKKAN SETIAP TINDAKAN KITA? Jangan hanya ingin merasa nyaman saja. Cobalah untuk menganalisis setiap hal yang tidak nyaman. Karena dengan kemampuan analisis, kau mampu menyelesaikan beberapa masalah. Yeah! Analisis, memecahnya menjadi beberapa fragmen. Kemudian mencoba menggali banyak informasi hanya dari satu fakta. Hebat nian bukan? Karena pemikir yang BENAR adalah seseorang yang cakap dalam menganalisis fakta.

"Manage your thought, then manage your life!" :)

White's Vega Star

Sabtu, 03 September 2011

My Beloved Family


Ayah dan Ibuku tercinta :)
Orang tua yang selalu menyayangiku dan paling mengertiku.
Tanpa beliau, saya bukanlah apa-apa. :D


Ayahku. 
Ayah nomor satu dihatiku. 
Ayah terhebat yang tak ada seorang pun dapat menggantikan beliau. :)


Ibuku.
Ibu yang sangat aku sayangi.
Juga ibu nomor satu dihatiku. :)
Beliau yang terhebat.
Ibu luar biasa yang Allah anugerahkan untukku. :D


Aku dan adik-adikku.
Saudara-saudari tersayang. :)


Nah, yang ini adik pertamaku, cantik kan? 
Tapi masih lebih cantik kakaknya dong. hahaa. ;)


Adikku yang kedua, hihi.
Umurnya beda jauh dari adikku yang pertama.
Baru kelas 6 SD. :)


Naah, ini adikku yang terakhir.
Satu-satunya adik laki-lakiku.
Umurnya baru satu tahun beberapa bulan.

Sebenarnya masih mau nambah foto mama, tapi belum ada.
Mama adalah saudara ayah, tapi sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri.
Jadi, aku punya dua ibu, hihi.
Beliau yang menjagaku kala ibu mengajar. :)

AKU RINDU KELUARGAKU.

Ngoceh..

Kesal. Kesal. Kesal.
Kenapa sih ada orang yang menjengkelkan sekali?
Agggrrrhhh. *naik darah*

Biarlah aku jadi diriku.
Toh, aku bersyukur jadi diriku.
Tak peduli aku tak sesuai dengan yang kalian harapkan atau TIDAK.

 _________________________

Aku benci dibilangi. Inilah. Itulah.
Tidak capek apa ngoceh ini-itu tentangku?
Heeeyy, mengertilah akuu.
Cobalah memahami arti hadirku.

Inilah aku! Bukan dia.
Jadi jangan samakan aku seperti DIA.

*narik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya, fiuuuuh*

White's Vega Star

Aku dan Kenanganku

Ada banyak kisah yang mengawali pagi.
Ada banyak cerita yang menutup hari.
Semua tentang kita.
Rangkaian drama persahabatan berharga yang pernah kumiliki.
Bahkan berlian pun tak mampu menandinginya.

Kau boleh menangis, namun percayalah bahwa kau tak sendiri, ada aku bersamamu.
Tertawalah, berbahagialah.

Aku akan turut merasakannya, wlau tak kau bagi sekalipun kpdaku.
Karena persahabatan lebih berharga bahkan dari dirimu sendiri, kawan.

Sahabat sejati tak akan berpikir lama untuk membantu sahabatnya.
Tak peduli apa yang akan terjadi agar sahabatnya bahagia.
Bahkan rela merasakan sakit asal sahabatnya bahagia.

Aku bahagia memiliki kalian, kalian yang telah memberi warna indah dalam hidupku.
Biarlah kenangan kita menjadi cerita kala tua nanti.
Juga menjadi kerinduan kala kita telah hidup masing-masing dengan mimpi yang nyata.

Indah, persahabatan kita terlalu indah untuk dilupakan, kawan. :) 


Manado, 3 September 2011; 08.25.

Jumat, 02 September 2011

10 Karakteristik Muslim Sejati

Menurut Imam Hasan Al Bana, berikut ini yang menjadi sifat pembeda nan khusus yang bisa menjadikan Remaja Islam berkarakter muslim sejati yang niscaya menjadi soko guru peradaban dunia ini.

10 Karakteristik Muslim Sejati
  1. Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan diri dari syirik.
  2. Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.
  3. Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan kepribadian menawan dan dapat meyakinkan semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
  4. Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
  5. Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
  6. Qodirun 'alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain.
  7. Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan yang ada untuk menjalankan perintah Rabb-Nya..
  8. Haritsun 'ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun.
  9. Munazhom Fii Su'unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya.
  10. Naafi'un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
Mudah-mudahan dengan kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita. Amin.

Sumber:
Note Muhammad Ma'ruf Rahmat Jahuddin, http://www.facebook.com/notes/#!/note.php?note_id=371040089959

Semoga Bermanfaat! ;)

Mencintai Sejantan Ali

Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,
maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya,
pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki:
selamanya memberi yang bisa kita berikan,
selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai.

-M. Anis Matta-

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ia tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr: ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.

Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.

’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”

’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya.

Di jalan cinta para pejuang, kita belajar untuk bertanggungjawab atas setiap perasaan kita..

Sumber:
Note Kak Ihsan, http://www.facebook.com/notes/tagged/?s=120#!/note.php?note_id=134711797334
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...