Halooo semuaaa! Ini ada Kisah Tentang Bintang.
Ci dapat dari blog salah seorang teman blogger yang sepertinya juga suka bintang, heheee.
Silahkan dibaca! This is it! :D
Ada apakah dengan Regel, sudah beberapa hari ini ia tampak begitu murung dan kehilangan sinarnya, kakek Matahari pun bingung melihat bintang kecil itu tak ceria lagi. Dan dengan perasaan penasaran kakek Mataharipun mendekati Regel dan bertanya dengan penuh kasih pada bintang kecil yang tampak kehilangan semangatnya itu.
“Nak… apa yang membuatmu sedih seperti ini? Sudah beberapa hari ini kakek melihatmu murung” Tanya kakek Matahari dengan penuh kasih kepada cucunya. Regel pun hanya diam tak bersuara, ia hanya menunduk dan tidak berkata sepatah kata pun, melihat Regel seperti itu kakek Matahari paham bahwa cucunya enggan untuk menceritakan permasalahannya.
“Kalau kamu tidak ingin menceritakannya pada kakek ya sudah tidak apa-apa. Tapi kakek hanya mau berpesan, tidak baik terus-terusan bersedih karena kesedihan kamu akan membuat kamu tampak begitu redup, tidak bercahaya lagi. Apapun masalah yang sedang engkau alami percayalah bahwa semua itu akan ada penyelesaiannya. Tidak ada kunci yang tak bisa di buka, begitupun masalah, tidak ada masalah yang tidak dapat di selesaikan.” Ucapan kakek Matahari membuat Regel menegakkan kepalanya dan melihat wajah kakek Matahri dengan wajah yang begitu pilu, ia pun akhirnya berbicara.
“Kakek… aku sedih” Regel pun angkat bicara dan kakek Matahari mulai mendengarkan dengan seksama
“Kenapa… kenapa aku di ciptakan berbeda dengan bintang yang lain? Kenapa aku begitu kecil diantara bintang yang lain?” Ucapnya dengan berlinang air mata.
“Cucu ku, mengapa engkau harus bersedih, tidak pernah ada yang salah atas penciptaan dirimu, Tuhan telah menciptakanmu dengan baik dan sempurna. Mengapa engkau ingin seperti yang lain? Tuhan mu lebih tahu yang terbaik untukmu” Kakek Mataharipun menasehati cucunya dengan penuh kasih sayang.
“Tapi menurut teman-teman ku aku berbeda, aku bintang paling kecil diantara bintang-bintang yang lain kakek, mereka selalu membanding-bandingkan aku. Aku benci…” Regelpun semakin deras mengucurkan air matanya, yang membuat kakek Matahari sedih melihatnya.
“Sabar nak, disetiap penciptaan makhluknya Tuhan akan selalu memberikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kamu harus percaya itu. Karena kakek yakin kamu pasti memiliki kelebihan yang luar biasa di balik kekuranganmu, yang perlu kamu lakukan sekarang hanyalah percaya pada dirimu sendiri, temukan kelebihanmu, kekuatan terbesarmu, karena kakek yakin kamu bisa. Mulai sekarang berjanjilah untuk jangan bersedih lagi, mulai cari kelebihanmu dan asahlah sebaik mungkin” Kakek Mataharipun memberikan semangat pada Regel yang membuat Regel pun tersadar dan akhirnya ia tersenyum.
Para bintang sedang berkumpul, ada Sirius, Betelgusa, Capella, Vega, dan Arcturus, mereka sedang berbincang-bincang. Saat kelima bintang tersebut sedang asik berbincang-bincang datanglah Regel, awalnya ia ragu untuk bergabung dengan kelima bintang tersebut karena kelima bintang tersebut merupakan bintang-bintang yang paling luar biasa. Namun dengan kenekatannya ia pun mendekati kelima bintang tersebut.
“Hai… kawan, maaf aku boleh bergabung dengan kalian?” Ujar Regel sedikit ragu. Akan tetapi tidak disangka kelima bintang tersebut menyambut kedatangan Regel dengan begitu baik.
“Oh… hai Regel, iya tentu saja mengapa tidak, mari… silahkan” Sambut Capella dengan ceria diikuti dengan ke empat bintang yang lainnya.
“Terimakasih kawan, kalian baik sekali” Lanjut Regel dengan perasaan yang begitu bahagia karena akhirnya iya memiliki teman juga. Selama ini Regel begitu sulit untuk menjalin pertemanan degan para bintang lain. Regel telah mencoba untuk berteman dengan banyak bintang-bintang lain, namun iya selalu dikecewakan karena berbagai hal. Dan bersama kelima bintang tersebut, meskipun baru bergabung tetapi ia merasakan ada perasaan yang lain perasaan yang begitu nyaman dan menyatu padahal Regel belum mengenal baik kelima teman barunya tersebut, ia hanya tahu nama-nama dari kelima bintang-bintang tersebut. Sudah menjadi tradisi di keluarga para bintang bahwasannya antara sesama bintang itu pasti saling mengenal satu dan yang lainnya meskipun hanya tahu nama saja.
“Oh… ia sama-sama Regel kita juga merasa senang kamu mau bermain dengan kami” Kali ini Vega yang angkat bicara dengan nada yang begitu bersahabat. Akhirnya mereka pun mengobrol berenam dengan begitu akrab, membicarakan ini dan itu, bercanda bersama. Dan kakek Matahari begitu bahagia melihat ke akraban ke enam bintang tersebut, ia tahu bahwa ada ketulusan didalam persahabatan mereka.
Lambat laun hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, persahabatan mereka pun terjalin begitu baik, sesekali mereka di hadapkan pada masalah-masalah kecil dalam persahabatan mereka akan tetapi itu tidak pernah berlangsung lama, semuanya dapat terselesaikan dengan baik dan tidak berlarut-larut. Pernah suatu ketika Regel merasa kesal dengan sikap Arcturus yang sedikit egois tetapi akhirnya para bintang lainpun menasehati Regel dan Arcturus untuk tidak lagi saling bermusuhan. Dan pernah suatu ketika Vega sedang di rundung masalah cukup rumit dan ke lima bintang tersebut datang kepada Vega untuk membantu dan menghiburnya agar tidak terlarut-larut dalam kesedihan.
Sirius pernah berkata pada Vega “Semuanya akan baik-baik saja selama kita menghadapi persoalan ini dengan hati yang lapang dan fikiran yang lapang, jangan buat hati dan fikiran kita begitu sempit. Semuanya akan terselesaikan dengan baik, percayalah sahabat. Dan kami akan membantumu disini.”
Pada suatu hari ke enam bintang tersebut sedang duduk-duduk di atas awan Columbus, mereka sedang asik-asik bercerita tiba-tiba Regel menanyakan sesuatu kepada ke lima sahabatnya tersebut.
“Apakah kalian tahu kelebihan kalian apa? Kakek Matahari pernah berkata padaku kalau Tuhan menciptakan setiap makhluknya itu lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya, kalau menurut kalian, kalian tahu kelebihan kalian itu apa?” Tanya Regel pada sahabat-sahabatnya dan kelima sahabatnya itu hanya menggeleng tanda tidak mengetahui.
“Lalu bagaimana dengan kamu Regel, apakah kamu mengetahui kelebihanmu?” Tanya Betelgusa penasaran.
“Aku juga tidak tahu” Jawab Regel sedih. Dan saat mereka semua sedang termenung karena pertanyaan Regel, kakek Matahari datang menghampiri mereka, iya tidak sengaja mendengar percakapan ke enam bintang tersebut.
“Oh… sepertinya ada sesuatu yang sedang di fikirkan oleh ke enam bintang ini” Sapa kakek Matahari mengagetkan.
“Kakek Matahari…” Ucap Sirius kaget
“Ada masalah apa? Kakek lihat kalian sedang bingung” Tanya kakek Matahari
“Iya, kita memang sedang bingung, tadi Regel bertanya apakah kami tahu kelebihan dan kekurangan kami dan kami merasa selama ini kami memang tidak pernah tahu kelebihan kami. Namun aku tahu kekuranganku apa saja kakek” Jawab Vega polos dan yang lain pun mengiyakan jawaban Vega. Kakek Matahari hanya tertawa kecil lalu ia berkata pada ke enam bintang tersebut.
“Itu lah yang selalu dialami sebagian makhluk di dunia ini, mereka tahu betul kekurangan mereka namun jika di tanya kelebihan mereka mereka akan bingung untuk menjawabnya. Dan hal tersebut yang selalu membuat kita merasa tidak pernah puas akan anugrah yang Tuhan berikan pada kita, selalu membanding-bandingkan diri kita dengan yang lain yang menurut kita lebih baik, padahal sebetulnya Tuhan menciptakan kita dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, apa yang kita miliki belum tentu yang lain miliki apa yang lain miliki pastinya belum tentu kita miliki, karena inilah hidup semua kita adalah unik…” Jelas kakek Matahari begitu bijak dan ke enam bintang tersebut mendengarkannya dengan seksama.
“Lalu bagaimana kalau kita tidak tahu kelebihan kita kakek?” Tanya Regel
“Itu adalah tugas kalian untuk mencari tahu apa kelebihan yang ada pada diiri kalian, kalian harus dapat menemukan jati diri sejati kalian. Karena kakek yakin kalian semua pasti memiliki kelebihan yang luar biasa, hanya kalian harus berusaha menemukannya” Jawab kakek Matahari
“Lalu bagaimana kita menemukannya kakek?” Tanya Sirius
“Dengan banyak belajar, belajarlah dari semua yang ada di dunia ini. Tuhan adalah sumber ilmu dan Tuhan telah menurunkan ilmunya yang begitu banyak ke dunia ini, maka pelajarilah setiap apa yang kalian temukan. Setelah itu kalian akan tahu dimana kelebihan kalian” Ujar kakek Matahari seraya bangkit dari duduknya dan meninggalkan ke enam bintang tersebut yang masih di liputi perasaan bingung.
Setelah kepergian kakek Matahari, ke enam bintang tersebut saling berfikir keras bagaimana caranya untuk dapat menemukan jati diri sejati agar dapat menemukan kelebihan mereka, dan tiba-tiba Capella menngusulkan sebuah ide.
“Kawan bagaimana kalau kita pergi ke berbagai tempat untuk menuntut ilmu” Usul Capella dan ke lima bintang yang lain terdiam seketika dan akhirnya mereka menyetujui ide tersebut.
Mereka pun akhirnya berpamitan pada penduduk langit untuk pergi ke berbagai tempat untuk menuntut ilmu. Mereka pergi secara berpencar tidak pergi ber enam, tujuannya adalah agar mereka bisa memperoleh banyak ilmu dari berbagai tempat yang telah mereka kunjungi dan saling berbagi ilmu antara satu dan yang lainnya saat mereka bertemu kembali nanti. Mereka juga berpamitan pada kakek Matahari dan kakek Matahari hanya dapat mendoakan untuk kesuksesan mereka dan memberikan sebuah nasehat yang akan selalu mereka ingat sepanjang masa.
“Ingatlah nak, ilmu itu akan berguna dan bermanfaat jika ilmu itu di amalkan untuk kepentingan banyak makhluk di dunia ini. Carilah ilmu sebanyak-banyaknya dengan niat yang baik dan tulus dan amalkan pada jalan yang benar dan berlakulah jujur dalam setiap tindakan.” Nasehat itu selalu mereka ingat dan mereka tanam dalam hati dan fikiran mereka.
Sebelum mereka ber-enam saling berpisah mereka pun berkumpul.
“Sahabat berjanjilah, meskipun kita saling berjauhan tetapi jangan pernah melupakan masing-masing diantara kita, ingatlah semua hal yang pernah kita alami mulai dari yang menyenangkan sampai yang tidak menyenangkan” Ucap Capella dengan nada suara yang begitu sedih.
“Iya… dan berjanjilah untuk selalu berjuang walau apapun rintangannya, sesulit apapun itu, jangan pernah menyerah” Lanjut Sirius.
“Dan berjanjilah untuk tidak ada yang menyerah karena kita gak boleh menyerah” Betelgusa pun menambahkan.
“Dan berjanjilah untuk selalu berdoa untuk keberhasilan kita semua, ingatlah masing-masing kita dalam setiap doa yang terlantun” Ucap Vega.
“Berjanjilah saat suatu hari nanti kita bertemu, kita akan menceritakan semua hal-hal yang terjadi pada masing-masing kita dan ajarkan lah tiap-tiap ilmu yang masing-masing kita dapatkan pada kita ber-enam nanti” Regel pun ikut menambahkan.
“Dan sepertinya aku akan teramat sangat merindukan kalian, kita harus tetap semangat sahabat, kita yakin kita pasti bisa, kita bisa kita mampu menggapai mimpi-mimpi kita. Karena aku yakin suatu saat nanti mimpi itu akan tergenggam erat oleh kita. Dan kita bisa melakukan lebih dari apa yang pernah dicapai oleh orang-orang hebat sekalipun. Kita harus menemukan jati diri sejati kita kita harus menemukan kelebihan kita” Arcturus pun berkata dengan semangat yang menggebu-gebu dengan linangan air mata.
Dan ke enam bintang tersebut saling berpelukan sebelum mereka pergi masing-masing. Dari kejauhan kakek Matahari melihat mereka dengan tatapan bngga dan bahagia, ia pun bergumam “Suatu saat nanti saya yakin mereka ber-enam akan menjadi gugusan bintang-bintang yang luar biasa, yang sinarnya akan menerangi malam yang gelap yang tidak akan pernah redup. Dan alam semesta akan mencatat janji perjuangan mereka serta Tuhan akan senantiasa ada dalam setiap langkah perjuangan mereka, berjuanglah para bintang berjuanglah jangan pernah lelah dan jangan pernah menyerah. Berjuanglah sebagai pejuang sejati.”
Dan ke enam bintang tersebut pun pergi ketempat masing-masing yang mereka tuju. Akan ada banyak cerita dan berbagai macam persoalan, rintangan selama mereka berpisah namun mereka akan berjuang untuk menghadapi setiap rintangan dengan sabar dan tak kenal menyerah untuk menggapai semua impian dan tujuan-tujuan mereka. Karena kesuksesan adalah jalan yang menaik jadi wajar jika terasa berat, terasa melelahkan, sering terjatuh tapi kita harus tetap bangkit dan melanjutkan perjalanan karena puncak itu telah semakin dekat. Dan kegagalan adalah perjalanan yang menurun, sehingga terasa mudah dan tidak melelahkan namun akan menyakitakan saat tergelincir dan jatuh.
Sahabatku, aku di sini selalu menantimu!
Kalian bintangku! :)
Tak 'kan ada yang pergi dari hati, tak 'kan ada yang hilang dari sebuah ingatan. Kita akan tetap menjadi saudara dimanapun kita berada. *Kutipan Tere Liye favoritku* :D