Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan.
Maha Besar Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan ada dan tiada.
Hidup ini adalah tarian penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna.
Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak punya dan mempunyai sperti Engkau.
Engkau menciptakan perasaan. Perasaan kehilangan. Perasaan memiliki. Perasaan mencintai.
Mengapa Engkau menciptakannya Ya Allah? Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna. Tapi perasaan Ya Allah? Itu membuatku lemah.
Aku, aku ingin mencintainya. Mencintainya dalam diamku. Biarlah cintaku utuh tak tersentuh. Biarlah sayangku hanya untuknya. Untuk dia yang aku tercipta untuknya. Dari tulang rusuk sebelah kirinya. Biarlah cintaku bertempat di sudut ruang yang hanya aku dan Tuhan yang tahu.
Karena mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
Untukmu..
Yang aku pun tak tahu siapa.
Kurangkai untaian kata.
Dari lubuk hati.
Kunyanyikan lantunan indah syair kalbu.
Untukmu..
Yang aku pun tak tahu siapa.
Yang masih merupakan misteri terbesar dalam hidupku.
Dengarlah luapan harapanku.
Aku berharap..
Engkaulah yang bisa membimbingku dalam menjalani hidup.
Aku berharap..
Engkau akan menjadikanku satu-satunya bidadari surgamu.
Entah kapan kita akan bertemu.
Tapi aku yakin.
Allah sudah menuliskan skenario pertemuan kita kelak.
Untukmu..
Yang aku pun tak tahu siapa.
Aku hanya bisa berdoa,
Ya Rabbi. Jika cinta adalah ketertawanan. Tawanlah aku dengan cinta kepada-Mu.
Agar tak ada lagi yang menawanku. Ya Rabbi. Jika rindu adalah rasa sakit yang tak menemukan muaranya. Maka penuhilah rasa sakitku dengan rindu pada-Mu. Ya Rabbi, hatiku hanya cukup untuk satu cinta. Jika aku tidak dapat mengisinya dengan cinta kepada-Mu dank arena-Mu. Kemanakah wajahku hendak kusembunyikan dari-Mu? Tuntunlah aku Ya Rabb, untuk meraih cinta hakiki-Mu.
Jadikanlah kami penerang nyata bagi setiap orang dengan cinta dan kasih-Mu.
SUMBER
Liye, Tere. Hafalan Shalat Delisa. Jakarta: Republika; 2007.
Fillah, Salim A. Jalan Cinta Para Pejuang. Yogyakarta: Pro-U Media; 2009.
Cici, itu kayak kisah cintanya 'Ali bin Abi Thalib ya?
BalasHapusHow romantic! Ih, sukaaaa..
Cieee. Ingat siapa tuh waktu nyusun suratnya?
Merah pipinya! *kabuur*
hohoo.. :) iyah Nini.. ;)
BalasHapusTdk ingat siapa2 kok. :p
Tdk merah kok. Awas yah Nini. :p
Nini? Ih. *manyun*
BalasHapusSetara kan dgn Cici, Nini? hoho. :p
BalasHapus