"Bekerjalah, Anakku, sebab semesta menginginkanmu bekerja, bukan menghafal. Mencoba, dan teruslah mencoba, sampai engkau menemukan legenda hidupmu sendiri. Di dalam kemiskinan dan keterbatasan, janganlah kita membuat pembenaran untuk kalah atau menyerah!" ucap Bu Kasmini kepada semua muridnya di Madrasah Kampung Sawah.
"Novel ini harus dibaca oleh para guru, orang tua, juga birokrat yang mengurusi dunia pendidikan kita. Sebagai karya sastra, penggalian tema pendidikannya sangat dalam dan pilihan bahasanya sangat indah. Sebagai inspirasi dan motivasi, sangat nikmat dibaca dan diresapi. Ini novel best-seller! Tak kalah di-banding kehebatan Laskar Pelangi!" Sunardian Wirodono, produser, sutradara, peneliti, dan pengarang Syair Panjang Aceh (Syahie Panyang Aceh).
"Biarlah mereka belajar sambil melakukan, bukan sekadar mem-bayangkan, sebab cita-cita mereka lebih tinggi dari cita-cita kita," kata bapak kepala sekolah menjawab pertanyaan ustadz Fairus tentang modul yang diterapkan di madrasah itu.
***
Masa anak-anak adalah masa yang tak terlupakan. Begitu juga anak-anak Kampung Sawah. Mereka memancing, bersampan, dan memainkan permainan-permainan khas Jawa Tengah. Dengan segala aktivitas dan kreativitasnya, mereka juga menuntut untuk belajar, sekalipun dengan cara yang sangat berbeda. Di Madrasah (sekolah) Kampung Sawah, semua bisa menjadi ruang kelas. Kadang mereka belajar di halaman yang rindang, dengan punggung temannya sebagai bangku secara bergantian, kadang di lapangan, kadang di sawah sambil panen jagung atau kadang di saung belakang sekolah dengan salah satu dari mereka menjadi "guru". Bahkan mereka juga belajar di tempat-tempat yang kelak akan benar-benar menjadikan mereka sebagai MANUSIA: di pasar, bengkel, jalanan, dan tempat apa pun yang mereka suka. Semboyan mereka, "DUNIA LUAS ADALAH RUANG KELASKU."
Ya, di Madrasah Kampung Sawah, mereka belajar apa saja, dari matematika, agama, persahabatan, kehidupan, dan bahkan cinta. Cintalah yang menuntun mereka untuk bertanggung jawab!
SANG PELOPOR adalah novel pertama dari Trilogi Novel Motivasi "MADRASAH KAMPUNG SAWAH". Novel keduanya adalah "Titian Sang Penerus" dan yang ketiga adalah "Jejak Sang Perintis." Trilogi novel satire dunia pendidikan kita ini melejitkan motivasi tentang keberanian untuk bermimpi dan indahnya menghadapi kegagalan. Sebab dunia milik mereka yang BERANI MENGINGINKANNYA.
"Novel ini harus dibaca oleh para guru, orang tua, juga birokrat yang mengurusi dunia pendidikan kita. Sebagai karya sastra, penggalian tema pendidikannya sangat dalam dan pilihan bahasanya sangat indah. Sebagai inspirasi dan motivasi, sangat nikmat dibaca dan diresapi. Ini novel best-seller! Tak kalah di-banding kehebatan Laskar Pelangi!" Sunardian Wirodono, produser, sutradara, peneliti, dan pengarang Syair Panjang Aceh (Syahie Panyang Aceh).
"Biarlah mereka belajar sambil melakukan, bukan sekadar mem-bayangkan, sebab cita-cita mereka lebih tinggi dari cita-cita kita," kata bapak kepala sekolah menjawab pertanyaan ustadz Fairus tentang modul yang diterapkan di madrasah itu.
***
Masa anak-anak adalah masa yang tak terlupakan. Begitu juga anak-anak Kampung Sawah. Mereka memancing, bersampan, dan memainkan permainan-permainan khas Jawa Tengah. Dengan segala aktivitas dan kreativitasnya, mereka juga menuntut untuk belajar, sekalipun dengan cara yang sangat berbeda. Di Madrasah (sekolah) Kampung Sawah, semua bisa menjadi ruang kelas. Kadang mereka belajar di halaman yang rindang, dengan punggung temannya sebagai bangku secara bergantian, kadang di lapangan, kadang di sawah sambil panen jagung atau kadang di saung belakang sekolah dengan salah satu dari mereka menjadi "guru". Bahkan mereka juga belajar di tempat-tempat yang kelak akan benar-benar menjadikan mereka sebagai MANUSIA: di pasar, bengkel, jalanan, dan tempat apa pun yang mereka suka. Semboyan mereka, "DUNIA LUAS ADALAH RUANG KELASKU."
Ya, di Madrasah Kampung Sawah, mereka belajar apa saja, dari matematika, agama, persahabatan, kehidupan, dan bahkan cinta. Cintalah yang menuntun mereka untuk bertanggung jawab!
SANG PELOPOR adalah novel pertama dari Trilogi Novel Motivasi "MADRASAH KAMPUNG SAWAH". Novel keduanya adalah "Titian Sang Penerus" dan yang ketiga adalah "Jejak Sang Perintis." Trilogi novel satire dunia pendidikan kita ini melejitkan motivasi tentang keberanian untuk bermimpi dan indahnya menghadapi kegagalan. Sebab dunia milik mereka yang BERANI MENGINGINKANNYA.
Ku-copas *lagi2 copas, hehe* dari note My Schat. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar